Daun Dewa (Gynura Segetum) adalah tanaman obat yang tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1200 m dpl. Tanaman ini menyukai tempat yang beriklim sedang sampai basah dengan curah hujan antara 1.500-3.500 mm/thn dan di tanah yang agak lembab serta subur. Ia berkembang biak dengan umbi atau perbanyakan vegetatif (stek batang).
Batang tanaman Daun Dewa memiliki panjang 10-20 cm, lebar 5-10 cm, dengan tangkai pendek, bulat lonjong berdaging, berbulu halus, ujung daunnya lancip, bertoreh pada tepi daun serta warna hijau keunguan.
Daun tanaman Daun Dewa termasuk ke dalam golongan berdaun tunggal yang letaknya tersebar mengelilingi bagian batang. Bentuknya bulat lonjong, berdaging dan berbulu halus. Ujung daun ini lancip dengan pangkal yang meruncing, tepi bertoreh dan pertulangan daun menyirip. Tangkainya pendek, panjang daun sekitar 20 cm dengan lebar 10 cm dan berwarna hijau.
Bunga tanaman Daun Dewa merupakan bunga majemuk yang tumbuh di bagian ujung batang dan berbentuk seperti bongkol. Bunga daun dewa berbulu, kelopaknya berwarna hijau dan berbentuk seperti cawan, sedangkan benang sarinya berwarna kuning dan berbentuk seperti jarum. Biji daun dewa berwarna cokelat dan berbentuk jarum, panjangnya sekitar 0.5 cm.
Di Wikipedia dikatakan bahwa orang China menyebutnya Samsit. Akan tetapi jika dilihat dari foto yang ditampilkan pada artikel tersebut sedikit berbeda dengan yang kita bahas pada artikel ini. Nama latin keduanya sama, yakni Gynura Divaricata. Bisa jadi, kedua spesies ini memiliki kemiripan satu sama lain. Perbedaan paling menonjol adalah pada daunnya: Daun Dewa memiliki bulu halus yang merata pada daunnya, sementara daun Samsit lebih halus tidak berbulu.
SIMPANG SIUR
Di tataran tanah Sunda, yang disebut dengan Daun Dewa bukanlah yang dibahas di artikel ini, melainkan Gynura Procumbens yang dalam bahasa Indonesia (dan Jawa) dikenal dengan nama Sambung Nyawa.
PERKEMBANGBIAKAN
Daun Dewa tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1200 m dpl. Tanaman ini menyukai tempat yang beriklim sedang sampai basah dengan curah hujan antara 1.500-3.500 mm/thn dan di tanah yang agak lembab serta subur.
Oleh karena Daun Dewa adalah tanaman obat, maka sebaiknya ia dipupuk dengan kompos dan pengendalian hamanya-pun sebaiknya dengan pestisida nabati.
Daun Dewa berkembang biak dengan umbi atau stek batang. Umbinya memiliki banyak mata tunas, dimana masing-masing mata tunas ini dapat tumbuh batang. Jadi perbanyakannya dilakukan dengan memotong-motong umbi dengan memperhatikan bagian mata tunas tersebut.
Perbanyakan dengan stek batang dapat dilakukan dengan memotong batang Daun Dewa sepanjang kurang-lebih 15-20 cm. Bersihkan daun yang menempel pada batang tersebut dan tancapkan ke polybag yang telah diisi dengan tanah dan pupuk.
Informasi lebih rinci dapat dilihat pada halaman "Budidaya Daun Dewa".
KANDUNGAN
Bagian yang digunakan sebagai obat adalah daun dan umbinya. Bagian ini mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan minyak atsiri.
MANFAAT
Daun Dewa dapat digunanakan sebagai analgesik (meredakan rasa nyeri) dan anti radang (anti inflamasi). Daun dewa dapat pula digunakan untuk menghentikan pendarahan dan obat menurunkan tekanan darah tinggi.
Daun Dewa bermanfaat pula sebagai obat meluruhkan kencing, obat kencing manis (diabetes mellitus), dan kanker.
Informasi lebih rinci dapat dilihat pada halaman "Manfaat Daun Dewa Untuk Kesehatan".
PENGOLAHAN
Pengolahan obat yang berasal dari Daun Dewa, bisa dengan daun segar yang disajikan langsung ataupun dalam bentuk ekstrak, yaitu daun disterilkan dan dikeringkan. Setelah benar-benar kering, daun digiling hingga menjadi tepung atau simplisia. Kemudian tepung disaring agar halus rata, lalu siap dimasukkan dalam kapsul.
PRANALA
Post a Comment
Post a Comment