Cabai Merah Besar (Capsicum Annuum)

Cabai Merah Besar (Capsicum Annuum L.) adalah salah satu Cabe-cabean yang populer di Indonesia. Citarasanya tidak terlalu pedas. Jauh dibandingkan dengan Cabai Rawit. Tetapi justru karena itu ia cocok dijadikan bumbu untuk berbagai jenis makanan.

Makanan khas Padang tak lepas dari penggunaan cabai merah ini untuk memberi warna, menguatkan rasa pada masakan, dan menggugah selera makan. Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai. Bagi seni masakan Padang, cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" ke sepuluh.

Tanaman ini merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan pangsa pasar yang terbuka luas. Selain itu, ia memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan harian setiap orang, namun harus dikonsumsi secukupnya untuk menghindari nyeri lambung.

Selain mengandung vitamin C, cabai merah juga banyak mengandung vitamin A dan minyak atsiri capsaicin. Capsaicin inilah yang bertanggung jawab menciptakan sensasi rasa pedas dan merangsang produksi hormon endorphin, hormon yang mampu membangkitkan rasa nikmat dan kebahagiaan. Alhasil, hal ini membuat nafsu makan menjadi bertambah.

BUDIDAYA CABAI MERAH BESAR

Cabai Merah Besar dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar. Tanaman ini cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur, sarang, serta tidak tergenang air dengan pH tanah ideal sekitar 5-6.

Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret-April). Tanaman Cabai Merah Besar diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit. Buah cabai yang telah diseleksi untuk bibit dijemur hingga kering. Kalau panasnya cukup dalam lima hari telah kering kemudian baru diambil bijinya: Untuk areal satu hektar dibutuhkan sekitar 2-3 kg buah cabai (300-500 gr biji).

KENDALA BUDIDAYA CABAI MERAH BESAR

Kendala utama budidaya Cabai Merah Besar adalah adanya serangan lalat buah pada buah cabai. Hama ini sering menyebabkan gagal panen. Laporan Departemen Pertanian RI tahun 2006 menunjukkan bahwa kerusakan pada tanaman cabai di Indonesia dapat mencapai 35%.

Buah cabai yang terserang sering tampak sehat dan utuh dari luar tetapi bila dilihat di dalamnya membusuk dan mengandung larva lalat. Penyebabnya terutama adalah lalat buah Bactrocera carambolae.

Selain lalat buah, Kutudaun Myzus persicae (Hemiptera: Aphididae) merupakan salah satu hama penting pada budidaya cabai karena dapat menyebabkan kerusakan hingga 80%. Upaya pengendaliannya dapat menggunakan insektida nabati ekstrak Tephrosia vogelii dan Alpinia galanga.